Terima Kasih Ya

Sabtu, 26 April 2014

Kebudayaan Jathilan Gunungkidul

JATHILAN GUNUNGKIDUL



Jathilan merupakan kesenian yang menyatukan antara untur gerakan tari dengan magis. Kesenian yang juga sering disebut dengan nama jaran kepang atau jaran dor ini dapat dijumpai di desa-desa di Jawa, tak hanya di Jogja.
Pagelaran ini dimulai dengan tari-tarian. Kemudian para penari bak kerasukan roh halus sehingga hampir tidak sadar dengan apa yang mereka lakukan. Di saat para penari bergerak mengikuti irama musik dari jenis alat musik jenis alat gamelan seperti saron, kendang, dan gong ini, terdapat pemain lain yang mengawasi dengan memegang pecut atau cemeti.
Pemain yang bertugas mengawasi itu adalah yang terpenting dalam jathilan ini. Dia adalah dukunnya dan dia "mengendalikan" roh halus yang merasuki para penari. Para penari yang umumnya menggunakan kuda kepang – bambu yang dianyam menyerupai kuda. 
Para penari ini juga melakukan atraksi-atraksi berbahaya yang tak dapat dinalar oleh akal sehat. Diantaranya adalah mereka dapat dengan mudah memakan benda-benda tajam sperti silet, pecahan kaca, atau bahkan lampu tanpa terluka atau merasakan sakit. Dan ketika mereka di lecuti dengan cambuk atau cemeti pun, tubuh mereka tidak memar atau tergores. 







Menurut saya Jathilan bisa dikembangkan lagi, tetapi harus menghilangkan seperti adegan kesurupan dan sesaji-sesaji,dengan begitu jathilan tidak dianggap seram dan menakutkan. SALAM HANDAYANI







Jumat, 25 April 2014

Wisata Goa Jomblang Gunungkidul

Goa Jomblang, Mencari Cahaya di Perut Bumi...

 
Goa Jomblang di Kabupaten Gunungkidul, DIY.
MENDENGAR kata Yogyakarta pasti banyak hal yang kita bisa lakukan di sini. Ya, Yogyakarta merupakan destinasi wisata yang spesial buat saya, karena punya paket lengkap. Wisata apa saja ada di sini, baik budaya maupun alamnya yang memesona. Kebanyakan wisatawan yang mengunjungi Yogyakarta pasti belanja di Malioboro atau mengunjungi Candi Prambanan dan Candi Borobudur.

Mungkin Anda belum tahu kalau di Kabupaten Gunungkidul banyak wisata alam. Selain pantai, ternyata kawasan ini menyimpan keindahan goa-goa yang banyak tersebar. Dahulu keberadaan goa-goa di sini belum banyak dimanfaatkan untuk tujuan wisata. Namun saat ini sudah banyak operator travel lokal yang menggali potensi wisata goa.

Goa Jomblang merupakan salah satu goa dari ratusan goa di kawasan Gunungkidul. Goa Jomblang terkenal karena keunikan dan keindahannya. Tidak heran jika Goa Jomblang ini dijadikan tempat pengambilan gambar acara Amazing Race Amerika pada tahun 2011 dan ini semakin membuatnya populer.

Goa Jomblang merupakan gua vertikal yang bertipe collapse doline. Goa ini terbentuk akibat proses geologi amblesnya tanah beserta vegetasi yang ada di atasnya ke dasar bumi yang terjadi ribuan tahun lalu. Runtuhan ini membentuk sinkhole atau sumuran yang dalam bahasa Jawa dikenal dengan istilah luweng. Itulah yang membuat unik karena di dalam goa terdapat luas mulut goa sekitar 50 meter ini sering disebut dengan nama Luweng Jomblang, dan inilah tujuan utama dari Goa Jomblang ini.

Goa Jomblang di Kabupaten Gunungkidul, DIY.
Nah sekarang untuk memasuki Goa Jomblang yang tingginya 60 meter ini diperlukan nyali yang banyak dan selain itu juga diperlukan kemampuan teknik tali tunggal atau single rope technique (SRT). Siapa pun yang hendak caving di Jomblang wajib menggunakan peralatan khusus yang sesuai dengan standar keamanan caving di goa vertikal dan harus didampingi oleh penelusur goa yang sudah berpengalaman.

Tapi tenang saja buat yang belum pernah memasuki goa, karena di sini ada Operator Cave Kalisuci yang siap menurunkan Anda ke dalam goa. Anda cukup didampingi oleh penelusur goa yang berpengalaman dan jangan takut di ketinggian. Persiapan sebelum menuruni goa kita wajib memakai sepatu boot, helm, dan headlamp. Seorang pemandu pun memasangkan SRT set di tubuh.

Setelah siap di bibir goa kita akan dipasangi tali dan umumnya turun ke bawah berdua. Ketika turun sensasi mendebarkan adalah melihat ke dalam gua. Ternyata 60 meter ini sangat dalam dan tinggi juga apalagi turun goa ini sangat perlahan. Namun setelah beberapa meter turun rasa panik itu hilang dan berganti rasa yang menyenangkan tidak sabar sampai ke dasar goa.

Sampai pertengahan dinding goa, sejauh mata memandang kita melihat perbukitan karst dan pohon jati yang meranggas, sedangkan di perut Goa Jomblang terhampar pemandangan hijaunya hutan yang sangat subur. Aneka lumut, paku-pakuan, semak, hingga pohon-pohon besar tumbuh dengan rapat. Hutan dengan vegetasi yang jauh berbeda dengan kondisi di atas ini sering dikenal dengan nama hutan purba.

Goa Jomblang di Kabupaten Gunungkidul, DIY.
Ya saat ini Goa Jomblang merupakan tempat konservasi tumbuhan, karena jenis tumbuhan yang berada di mulut goa ini sudah menjadi endemik dan di daratan atas sudah tidak ada lagi jenisnya.

Sesampai di mulut goa, suasana agak pengap dan panas, dan penelusur goa menjelaskan dan menunjukkan jalan masuk ke mulut gua. Sepanjang jalan banyak tumbuhan yang menjuntai tinggi, dan ketika akan memasuki mulut goa di sinilah tantangan dimulai karena jalan setapak turun sangat curam, licin dan terjal. Untungnya disediakan tali tambang agar kita bisa berpegangan.

Sampai di mulut goa dilanjutkan perjalanan menuju Luweng Grubung dengan memasuki sebuah mulut goa yang berukuran sangat besar. Jomblang dan Grubug ini dihubungkan dengan sebuah lorong sepanjang 300 meter. Semakin jauh berjalan cahaya semakin sirna tetapi kita bisa melihat berbagai aneka ornamen cantik yang menghiasi lorong ini dengan bantuan senter dan penerangan dari guide penelusur gua.

Di sini bentuk dinding lorong goa seperti batu kristal, stalaktit, serta stalagmit yang indah. Tidak berasa lama berjalan terdengar suara gemuruh aliran sungai dan seberkas cahaya terang di tengah kegelapan.

Goa Jomblang di Kabupaten Gunungkidul, DIY.
Dan sungguh mengagumkan seberkas sinar dan pemandangan yang terpampang di hadapan saya. Sinar matahari yang menerobos masuk dari Luweng Grubug setinggi 90 meter membentuk satu tiang cahaya, menyinari flowstone yang indah serta kedalaman goa yang gelap gulita.

Di sini saya juga mendengar air deras mengalir dan ternyata di bagian bawah terdapat sungai yang mengalir. Air yang menetes dari ketinggian turut mempercantik pemandangan. Tidak salah jika banyak orang terkagum-kagum datang ke sini ketika menyaksikan lukisan alam yang dikenal dengan istilah cahaya surga.

Kita juga bisa berfoto-foto di sini dengan menghadap sinar mentari. Namun kita harus membuka sepatu boot karena dikhawatirkan sepatu akan merusak batu yang sudah berusia ribuan tahun

  Bagi anda yang ingin mengunjungi Goa Jomlang berikut rute atau jalur lokasi menuju Goa Jomblang. Goa Jomblang terletak di Padukuhan Jetis Wetan, Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Gunungkidul, 8 Km timur kota Wonosari atau sekitar 50 kilometer sebelah tenggara Jogjakarta.  Dari Jogja - Jalan Arah Wonosari Gunungkidul - Jalan menuju Semanu - ikuti arah papan petunjuk bertuliskan "Wisata Goa Kali Suci" - ikuti lagi papan petunjuk bertuliskan "Goa Jomblang" hingga menemui Resort Goa Jomblang. dari Terminal Bus Giwangan, Kota Jogja, kita bisa menggunakan bus jurusan Jogja-Wonosari. Kemudian perjalanan dilanjutkan ke Simpang Lima Wonosari untuk menemukan angkutan umum jurusan Wonosari-Semanu. Setelah sampai di Desa Semanu disarankan para penjelajah untuk menuju rumah Kepala Dukuh Jetis Wetan.

Biasanya rumah tersebut digunakan oleh para wisatawan sebagai tempat persinggahan (persiapan) sebelum dan sesudah melakukan perjalanan ke Gua Jomblang. Dan perjalanan dilanjutkan kembali sekitar 2km untuk sampai di bibir Gua. Dan bagi para pengunjung yang akan melakukan penjelajahan ke Gua Jomblang, sangat disarankan untuk mencari pemandu terlebih dahulu. Goa ini merupakan satu dari sekitar 400 goa yang terdapat di kawasan pegunungan karst Gunungkidul. Goa Jomblang merupakan goa vertikal yang jarak antara sekitar 80 meter, yang menghubungkan dengan Goa Grubug disebelah utara Goa Jomblang Untuk mencapai dasar goa tersebut memang membutuhkan sedikit pengorbanan, tetapi hal tersebut akan terbayar lunas dengan pemandangan luar biasa yang disuguhkan.