Terima Kasih Ya

Sabtu, 28 Juni 2014

Wisata Budaya dan Sejarah

Wisata Budaya dan Sejarah di Kabupaten Gunungkidul

Ungkapan yang bijak mengatakan bahwa menyelami masa lampau mutlak diperlukan untuk mengenal masa kini, sedangkan memahami masa kini dapat memberi kemampuan masa depan yang lebih harmonis. Di Kabupaten Gunungkidul banyak ditemukan peninggalan budaya prasejarah. Hasil budaya masa prasejarah adalah hasil budaya yang dibuat dan dipakai oleh manusia dalam dimensi yang cukup panjang yaitu sejak manusia pertama hingga abad V-VI Masehi, selanjutnya peninggalan budaya dari masa klasik seperti candi, masa Islam seperti pesanggrahan, makam, wayang dan yang mewakili masa kolonial berupa bangunan dengan arsitektur lokal yang dipengaruhi oleh karakter arsitektur dari luar, rumah tradisional serta monumen bersejarah.

Potensi budaya suatu daerah merupakan modal dasar yang dapat dimanfaatkan bagi kemakmuran masyarakat. Beberapa tempat wisata budaya dan sejarah di Kabupaten Gunungkidul adalah: Pertapaan Kembang Lampir, Pesanggrahan Gambirowati, Situs Megalitik Sokoliman, Situs Megalitik Gunungbang, dan Petilasan Gunung Gambar.

pertapaan kembang lampir


Pertapaan Kembang Lampir
Terletak di desa Girisekar, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, tempat ini dibangun pada periode Islam. Kembang Lampir dulu digunakan sebagai tempat bertapa Ki Ageng Pemanahan untuk memperoleh wahyu Kraton, dengan wahyu tersebut beliau berharap dapat menurunkan raja-raja di Jawa. Pertapaan Kembang Lampir dibuka untuk umum setiap hari Senin dan Kamis.
pertapaan kembang lampir gunungkidul


Pesanggrahan Gambirowati
Bangunan periode Islam ini terletak di dusun Watugajah, Desa Girijati, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunungkidul. Candi atau Situs Gambirowati seluas 13.200 m2 dan terletak pada ketinggian 138 mdpl memiliki struktur bangunan berteras dan berbahan batu putih. Di dalam OV (Oudheidkundige Verslaag) tahun 1925 FDK Bosch menyebut bangunan tersebut berasal dari abad XVI.
candi situs gambirowati


Situs Megalitik Sokoliman
Terletak di dusun Sokoliman II, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul. Candi atau Situs Megalitik Sokoliman terbentuk pada periode prasejarah berupa menhir, fragmen menhir, dan dinding kubur batu. Tahun 1934 JL. Moens dan Van der Hoop mengadakan penelitian di situs Sokoliman dengan menemukan bekal kubur yang berbentuk manik-manik, alat-alat besi, fragmen gerabah, dan benda-benda perunggu.
candi situs megalitik sokoliman


Petilasan Gunung Gambar
Petilasan yang terbentuk pada periode Islam ini berada di dusun Wonosari, desa Jurangjero, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul. Data sejarah diketahui bahwa Gunung Gambar merupakan tempat bertapa Raden Mas Said atau terkenal dengan sebutan Pangeran Samber Nyowo yang kemudian bergelar KGPAA Mangkunegara I. Di tempat ini juga biasa digelar acara Sadranan pada waktu tertentu.
gunung gambar gunungkidul


Sumber: 
Buku Welcome to Gunungkidul Jogja Indonesia, Enjoy The Adventure! 
Leaflet Wisata Minat Khusus (Special Interest Tourism). Dinas Kebudayaan & Kepariwisataan Kabupaten Gunungkidul.

Selasa, 24 Juni 2014

Wayang Beber, Kesenian yang Hampir Punah


Wayang Beber 




Wayang Beber merupakan kesenian rakyat pinggiran yang hampir punah di Indonesia ini. Bagaimana tidak, melihat dari jumlah wayang beber itu sendiri juga hanya ada dua, satu di daerah Pacitan dan satu lagi berada di Gunungkidul, Yogyakarta. Selain itu, pementasan wayang beber itu sendiri juga bisa dikatakan minim, karena memang tidak adanya jadwal rutin maupun minat masyarakat untuk menanggap pementasan wayang beber itu sendiri. Hal itu dikarenakan oleh perubahan jaman dan teknologi yang ada, yang akhirnya mengubah selera masyarakat juga.



Wayang beber merupakan peninggalan kesenian sejak tahun 1700-an, pada saat kerajaan Kediri. Waktu itu wayang beber merupakan kesenian rakyat yang populer. Hingga pada suatu ketika terjadi perang dan kriya dari wayang beber ini pun tersebar dimana-mana. Sampai sekarang hanya tinggal dua, dan menjadi suatu warisan turun temurun. Entah ditemukan dimana pun tidak diketahui dengan jelas. “Ini peninggalan simbah”, itulah kalimat yang cocok dan keluar ketika ditanya dari mana asal-usul wayang yang berupa lembaran-lembaran ini.
Satu dari dua wayang beber asli terdapat di Gunungkidul, Yogyakarta. Tepatnya di desa Bejiharjo. Wayang beber di Gunungkidul ini terdiri dari 7 gulungan. Yaitu adalah empat gulungan yang berisi tentang cerita Panji Asmarabangun, satu gulungan berisi tentang ringkasan cerita Panji Asmarabangun, satu berisi tentang ringkasan cerita Jaka Tarub, dan yang satu lagi sampai sekarang tidak diketahui isinya karena memang alasan adat dan kepercayaan yang dianut oleh ahli waris untuk tidak membuka gulungan itu turun temurun. Nah, pagelaran wayang beber ini menggunakan empat gulungan yang berupa cerita Panji Asmarabangun atau Ki Remeng Mangunjaya.


Dalang wayang beber di Gunung Kidul adalah Ki Slamet Raharjo. Beliau merupakan pengamat budaya dan guru dari sanggar pedalangan wayang bagi anak-anak yang berada dirumahnya sendiri di daerah Wiladeg, Gunungkidul. Ki Slamet Raharjo sendiri sebenanya bukanlah ahli waris dari pemegang wayang beber, beliau adalah dalang wayang beber yang memainkan wayangnya dengan cara yang lebih baru tanpa harus mengubah isi cerita dari wayang beber yang asli, hanya sedikit variasi ditambahkan. Karena fenomenanya memang sudah tidak ada yang bisa memainkan wayang beber itu sendiri. Beliau juga pernah mementaskan wayang beber di Birma pada tahun 2008. Sekarang ini pementasan wayang beber sudah sangat minim, dan wayang yang digunakan juga tidak selalu wayang asli, melainkan duplikat yang sudah dibuat dan disimpan di Kota Yogyakarta.

Desa Wisata Ngeposari





Wisata Desa Ngeposari


Desa Ngeposari adalah salah satu desa di Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi DIY. Terletak pada 7.9927778° Lintang Selatan dan 110.6713889° Bujur Timur. Desa ini terdiri dari 19 Dusun, 38 Rukun Warga, dan 87 Rukun Tetangga. Jumlah Kepala Keluarga di Desa ini adalah 2577, dan jumlah warga adalah 9311. Wilayah Desa Ngeposari terdiri dari Secara administratif, Desa Ngeposari berbatasan dengan Desa Ngipak, Kecamatan Karangmojo di  bagian utara, Desa Sidorejo, Kecamatan Ponjong di sebelah timur, Desa Semanu, Kecamatan Semanu di sebelah Barat, dan Desa Candirejo, Kecamatan Semanu di sebelah selatan.
Desa Ngeposari merupakan daerah agraris sehingga kegiatan utama sebagian besar penduduknya bercocok tanam, dimana penduduk desa tersebut bermata pencaharian sebagai petani baik petani pemilik tanah, petani penggarap, maupun buruh tani. Selain itu, penduduk setempat juga melakukan kegiatan peternakan ayam dan sapi.



Gua Thotho

Gua Thotho berada di Padukuhan Jragum, Desa Ngeposari. Gua ini merupakan gua yang memiliki sungai bawah tanah di dalamnya. Sungai bawah tanah tersebut kadang masih menjadi sumber mata air alternatif bagi warga Padukuhan Jragum dan dikeramatkan oleh warga sekitarnya.
Perjalanan menuju Gua Thotho dapat ditempuh dengan berjalan kaki dari Padukuhan Jragum, atau dengan motor melalui jalan tanah. Sungai bawah tanah dapat ditemui 500 m setelah mulut gua. Di sini pengunjung harus berhati – hati karena jalan turun ke sungai bawah tanah sangat licin.

Ngreneng

Wisata Ngreneng terdapat di perbatasan Padukuhan Wediutah dan Semuluh Kidul. Di tempat ini terdapat telaga yang masih bening dan juga gua – gua kecil yang dapat ditelusuri. Telaga ini masih sering digunakan oleh warga sebagai sumber mata air untuk keperluan sehari hari dan dikeramatkan oleh warga sekitar. Ngreneng mudah dicapai dengan kendaraan bermotor melalui jalan desa.


kompleks goa jlamprong


 













Goa Jlamprong terletak di Padukuhan Mojo, Desa Ngeposari, Kecamatan Semanu. Berdekatan dengan Goa Seropan, Goa Gesing dan Goa Sinden. Untuk mencapainya, dari Wonosari anda harus menuju ke Kecamatan Semanu, kemudian menyusuri jalan menuju ke kecamatan Rongkop. Jarak dari wonosari ke Goa ini sekitar 8 km. Goa Jlamprong termasuk dalam Desa Wisata Mojo yang terkenal dengan ukir batunya. Anda akan banyak menjumpai ornamen-ornamen ukir batu di rumah-rumah penduduk di pedukuhan Mojo saat anda menuju ke goa ini Sama seperti jika anda menuju ke Goa Semuluh, anda akan menemukan pertigaan dengan telaga dan pohon besar di salah satu sisisnya. Belok kiri di pertigaan tersebut,  jalan ke lokasi goa bisa diakses dengan kendaraan bermotor roda dua maupun roda empat.











Tepat di mulut Goa Jlamprong terdapat pohon yang sangat besar. Sehingga terlihat seperti membelah mulut goa tersebut. Goa Jlamprong termasuk dalam goa horizonatal dan berair. Panjang goa ini mencapai 1 km. Petualangan di bawah tanah ini termasuk dalam kategori non ekstrim. Jadi cukup aman untuk dilakukan oleh siapa saja asal menggunakan peralatan keselamatan yang lengkap. Di dalam Goa akan disuguhi ornamen-ornamen stalagtit dan stalagmite yang indah juga diselingi oleh kicauan dari ribuan kelelawar yang banyak tinggal di goa ini. Di dalam Goa terdapat “soko guru” yang tetesan airnya dipercaya banyak orang bertuah. Di goa ini juga terdapat aliran sungai yang airnya hangat. Jika anda tidak cukup berani menjelajahi goa ini, anda bisa menghubungi pemandu wisata setempat. Dengan Tarif Rp.25.000,00 per orang anda dapat menjelajahi tiga goa sekaligus. Yaitu Goa Gesing, Goa Jlamprong dan Goa Sinden.
Enjoy.



KERAJINAN BATU PUTIH





 Produk kerajinan batu alam atau batu putih dari Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta berhasil menembus pasar sejumlah negara Asia dan Eropa.‘'Produk kerajinan batu alam asli Gunung Kidul berhasil kami pasarkan ke pulau Bali , bahkan ke sejumlah negara di Asia di antaranya Malaysia dan Jepang. Sedangkan ke Eropa di antaranya Italia dan Belanda," kata perajin batu putih di Dusun Mojo, Ngeposari, Semanu, Gunung Kidul, Topan, baru-baru ini.

Menurut dia, keberadaan produksi kerajinan batu alam atau batu putih diminati sampai mancanegara karena dibuat secara manual, dan motifnya dapat disesuaikan dengan selera pembeli.

‘'Kami membuat kerajinan batu alam ukir tangan bukan cetak, sehingga memiliki khas tersendiri. Motifnya mengikuti selera pembeli, untuk jenis kerajinan yang kami buat meliputi ornamen, roster, relief dan patung dalam berbagai bentuk dan ukuran yang merupakan dapat dijadikan aksesori interior dan eksterior rumah atau kantor," katanya.

Untuk relief dan patung, dia mengatakan, dapat dibuat dua dimensi dan tiga dimensi.‘'Relief dua dimensi lebih murah daripada yang tiga dimensi, sedangkan harganya variatif tergantung tingkat kesulitan dalam pengerjaannya dan ukuran yang diminta, relief yang makin lebar harganya semakin mahal begitu juga dengan patung," katanya.Menurut dia, usaha kerajinan batu alam ukir tersebut sudah ditekuni sejak 1996, dan saat ini sudah banyak perajin rumahan di Desa Ngeposari yang mengikuti jejaknya.

‘'Usaha kerajinan batu putih masih prospek untuk ditekuni oleh masyarakat, mengingat permintaan masih banyak baik di tingkat lokal maupun internasional selain bahan baku yang tersedia di Gunung Kidul masih melimpah," katanya.


Dia mengatakan, dalam proses pembuatan kerajinan batu alam putih saat ini dilakukan secara variasi dengan mengkombinasikan batu hitam yang diambil dari Muntilan, Magelang, Jawa Tengah.

‘'Kami melakukan inovasi dengan melakukan kombinasi antara batu putih dengan batu hitam dari Muntilan untuk menyiasati kejenuhan konsumen," katanya.Dia mengatakan, harga produk kerajinannya mulai dari harga Rp 10.000 per biji sampai di atas Rp 1 juta per bijinya.

Berikut Perusahaan Pengrajin Batu Putih
  1. Kertajaya Stone Hananto d/a: rt 04/18 Keblak, Ngeposari, Semanu, Gunungkidul, Yogyakarta. Kode pos:55893 Email    : kertajayastone@yahoo.com Hp: 0818953493   
  2.  Yogya Lestari Ngeposari, Semanu, Gunungkidul Tel 0274.522548  

sumber : dari berbagai sumber

Kamis, 12 Juni 2014

Tak Cuma Thailand, Indonesia Juga Punya Belalang Goreng

Tak Cuma Thailand, Indonesia Juga Punya Belalang Goreng


























Gunungkidul - Belalang goreng mungkin selama ini dikenal sebagai makanan khasnya Thailand. Namun ternyata untuk menyantap kuliner ekstrem ini tak perlu jauh-jauh ke sana, Anda juga mencicipinya di Gunungkidul.

Begitu mendengar kata Gunungkidul, yang terlintas di benak kebanyakan orang mungkin adalah keberadaan deretan pantai cantik. Kabupaten di DI Yogyakarta ini juga banyak dikenal traveler sebagai rumahnya deretan gua cantik, sebut saja Gua Jomblang dan Gua Pindul.

Selain dari itu, masih ada daya pikat yang dimiliki Gunungkidul yang menarik banyak wisatawan. Daya pikat itu ada di kulinernya.

Ya, Gunungkidul kini juga dikenal sebagai kawasan dengan kuliner yang tak biasa alias sedikit ekstrem. Terang saja, penduduk sekitar biasa menyantap belalang yang diolah dengan cara digoreng.

Tak hanya untuk santapan penduduk, belalang goreng kini juga dijual secara umum dan bisa dibeli oleh wisatawan. Menemukannya pun tak sulit. Ada banyak deretan kios di sepanjang jalan di Gunungkidul yang menjajakkan cemilan unik ini.

Soal rasa, belalang goreng yang dijual tak hanya dalam rasa original. Kini, cemilan ekstrem itu juga dijual dengan berbagai rasa, seperti pedas atau manis. Harganya pun beragam tergantung ukuran kemasan.

Kriuk! detikTravel pernah mencicipinya langsung. Belalang goreng ternyata memiliki tekstur yang renyah. Rasanya pun gurih mirip seperti udang goreng.

Jangan dibayangkan bentuknya ketika mencicipi. Langsung saja gigit dan nikmati sensasi serunya. Dijamin menantang! 

Highlight Gunungkidul


Gunungkidul, Sekeping Surga di DI Yogyakarta





























Gunungkidul - Gunungkidul, kabupaten ini 20 tahun lalu identik dengan berita kekeringan, kini menjelma bagai sekeping surga di DI Yogyakarta. Pantai-pantai cantik berjejer rapi, ada sungai dan gua, Gunungkidul adalah primadona wisata.

Ketika orang berlibur ke Kota Yogyakarta, pernyataannya    adalah orang Yogyakartanya berlibur ke mana. Gunungkidul adalah jawabannya dan puluhan ribu wisatawan pun ikut ke Gunungkidul dan mulailah destinasi ini menciptakan reputasinya sendiri.

Travel Highlight Gunungkidul akan mengupas tuntas kabupaten ini sebagai surga pariwisata dengan pilihan pantai yang sangat beragam. Data yang dihimpun detikTravel dari situs resmi Pemkab Gunungkidul, Kamis (5/6/2014) menyebutkan, kabupaten ini luasnya 1.485,36 km2 dengan 18 kecamatan.

Potensi wisatanya dahsyat juga. Pemkab Gunungkidul mengklaim punya 6 destinasi wisata alam dari Gunung Api Nglanggeran sampai Air Terjun Sri Gethuk. Ada 9 gua termasuk Gua Jomblang yang tersohor dengan 'cahaya surga', 8 desa wisata, dan 8 destinasi wisata budaya dan religi. Kerajinan batu, perak, batik, kayu, bisa jadi buah tangan wisatawan.

Primadona Gununkidul adalah pantai. Yang luar biasa adalah, jumlahnya seolah bertambah terus sejak tahun 2011 karena wisatawan selalu menemukan pantai perawan baru. Kini, Pemkab Gunungkidul menyebutkan mereka punya 21 pantai yang berjejer. Sebagian besar masih perawan!

Dengan variasi destinasi sebanyak itu, wajarlah jika kabupaten yang pada masa Orde Baru sering diidentikan dengan berita kekeringan, kini menjadi ibarat gadis cantik yang memikat para jejaka wisatawan. Semua orang datang untuk berwisata di Gunungkidul.

Jika bingung wara-wiri di Gunungkidul, tinggal rental motor dan mobil. Jangan bingung soal akomodasi karena ada hampir 30 hotel dan 15 restoran siap menyambut wisatawan. Biaya liburan di Gunungkidul pun relatif murah dan ramah di kantung

sumber : detik travel